Kamis, 05 Januari 2017


Patah tulang merupakan salah satu jenis akibat yang paling sering dari kecelakaan lalu lintas, jatuh atau cedera akibat olahraga. Patah tulang menyebabkan ada bagian celah pada bagian tulang yang menyebabkan rasa sakit ketika disentuh. Patah tulang bisa menjadi bentuk melintang atau menjadi beberapa  potongan. Tekanan atau trauma yang terlalu keras bisa menyebabkan patah tulang.
Tipe Patah Tulang
  1. Patah tulang greenstick, yaitu kondisi patah tulang yang menyebabkan tulang membengkok dan biasanya banyak terjadi pada anak-anak ketika menerima tekanan atau trauma yang keras.
  2. Patah tulang tranversal, yaitu patah tulang yang terjadi pada bagian tengah tulang.
  3. Patah tulang oblik, yaitu patah tulang yang membuat tulang tengah melengkung atau bengkok.
  4. Patah tulang komunitif, yaitu patah tulang yang menyebabkan tulang pecah menjadi beberapa bagian.
  5. Patah tulang patologis, yaitu patah tulang yang disebabkan karena penyakit pada bagian tulang.
Gejala Patah Tulang
  • Rasa sakit yang buruk pada bagian patah tulang dan sangat sakit bahkan hanya jika digerakkan atau disentuh.
  • Pada bagian patah tulang terlihat bengkak, muncul bekas kebiruan dan terkadang mati rasa sehingga tidak terasa jika disentuh atau digerakkan.
  • Perubahan bentuk sendi atau struktur tulang yang biasanya terjadi pada bagian kaki atau lengan.
  • Tulang terlihat sangat menonjol dan bahkan keluar dari kulit atau dibawah bagian kulit tapi sangat terlihat.
  • Munculnya pendarahan yang dekat dengan tempat patah tulang.
Banyak orang yang melihat bahwa patah tulang bisa menyebabkan kondisi yang lebih buruk. Karena itu penderita patah tulang harus segera mendapatkan pertolongan. Jika Anda melihat orang patah tulang, maka bisa mencoba melakukan langkah pertolongan pertama pada patah tulang seperti dibawah ini :
1. Keputusan Pindahkan atau Tidak
Jika anda menolong korban kecelakaan dijalan raya dan situasi bisa membahayakan penderita patah tulang maka pindahkan dengan cara yang sangat hati-hati. Usahakan untuk memberikan topangan pada bagian patah tulang agar tidak menyebabkan pergeseran. Namun jika tidak perlu dipindahkan maka sebaiknya jangan dipindahkan untuk menjaga agar tidak bertambah parah.
2. Baringkan Korban
Korban yang menderita patah tulang sebaiknya dibaringkan dengan posisi yang nyaman. Membaringkan korban juga bisa membantu agar patah tulang tidak menjadi lebih buruk dan membuat korban merasa lebih tenang.
Sponsors Linka bantu disertai dengan pendarahan, maka pertama kali adalah bantu menghentikan pendarahan. Bersihkan luka ada di sekitar patah tulang secara lembut dan hati-hati. Kemudian terapkan perban yang steril dengan menekan sisi luka agar pendarahan bisa berhenti. Namun usahakan untuk tidak memberikan tekanan pada bagian yang mungkin patah tulang. 
4. Jangan Menekan Patah Tulang
Setelah Anda menghentikan pendarahan atau tidak perlu jika tidak disertai dengan pendarahan, maka jangan menekan bagian tulang yang patah. Jangan mendorong atau membuat kondisi patah tulang menjadi lebih buruk.
5. Berikan Topangan pada Bagian Patah Tulang
Agar patah tulang tidak mengalami pergeseran atau bertambah buruk, maka usahakan untuk memberikan topangan pada bagian tersebut. Anda bisa menggunakan papan yang keras atau handuk yang tebal. Tujuannya adalah untuk menghindari agar patah tulang tidak bergeser.
6. Kompres dengan Es
Penderita patah tulang biasanya akan merasa sangat sakit dan membuat kondisinya semakin menurun sebelum sampai di rumah sakit. Untuk mengurangi rasa sakit maka disarankan untuk mengompres dengan es. Bungkus es batu dengan handuk yang lembut dan tebal kemudian, terapkan pada bagian patah tulang. Jangan menempelkan es batu ke bagian kulit secara langsung karena bisa menyebabkan komplikasi pendarahan di bagian dalam.
7. Bantu Korban Mengatasi Syok
Orang yang menderita patah tulang mungkin akan mengalami syok yang menyebabkan kondisi tubuh menurun dengan cepat. Untuk mengatasi hal ini maka Anda bisa mencoba untuk membantu mengatur nafas. Jangan memberikan makanan atau minuman apapun, karena bisa saja korban harus menjalani operasi dengan bius total.
8. Mencari Bantuan Medis
Orang yang menderita patah tulang membutuhkan bantuan medis dari ahli. Anda bisa meminta bantuan medis sejak sebelum memberikan pertolongan pertama pada korban. Cara ini akan mempercepat korban bisa ditangani oleh medis sehingga bisa mengurangi komplikasi.

Luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang sering disebabkan oleh panas dan bisa sangat menyakitkan hingga mengakibatkan gejala seperti:
  • Kulit memerah
  • Kulit mengelupas
  • Luka melepuh
  • Kulit hangus
  • Pembengkakan
Berikut ini adalah beberapa penyebab luka bakar yang sering terjadi:
  • Suhu panas. Biasanya disebabkan oleh api, uap, cairan, atau benda yang panas.
  • Listrik. Ini bisa disebabkan karena terkena arus listrik atau pun petir.
  • Sinar matahari. Kondisi ini disebabkan karena pajanan terhadap sinar matahari. Beberapa alat untuk menggelapkan warna kulit juga bisa mengakibatkan luka bakar.
  • Kimia. Biasanya disebabkan karena bersentuhan dengan bahan kimia rumah tangga maupun industri.
  • Radiasi. Peralatan seperti X-ray dan terapi radiasi untuk penderita kanker juga bisa mengakibatkan luka bakar pada kulit.
Pertolongan pertama bisa dilakukan untuk mengobati luka bakar ringan. Hal ini dilakukan agar kerusakan kulit yang terjadi tidak bertambah. Berikut ini adalah beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan:
  • Mendinginkan luka dengan air biasa selama 20-30 menit; jangan menggunakan es atau air dingin.
  • Menyingkirkan pakaian atau aksesoris yang menutupi luka bakar.
  • Membersihkan dan menutup luka bakar dengan plastik bening yang bersih atau perban.
  • Mengonsumsi obat pereda rasa sakit seperti parasetamol.
  • Jauhkan luka bakar dari paparan sinar matahari langsung.
Jika terjadi melepuh pada kulit akibat luka bakar, hindari upaya untuk memecahnya sendiri karena berisiko membuat luka terinfeksi.
Terdapat beberapa kondisi lain yang juga membutuhkan pertolongan medis secepatnya, jika luka bakar terjadi pada:
  • Luka bakar yang terjadi luas atau dalam.
  • Luka bakar yang disebabkan bahan kimia dan listrik.
  • Luka bakar dalam yang terjadi pada wajah, tangan, lengan, kaki, telapak kaki, alat kelamin, bokong dan persendian.
  • Mengalami kesulitan bernapas, merasa pusing, atau lemas.
Kelompok yang rentan yaitu wanita hamil, lansia, balita dan penderita penyakit kronis seperti diabetes juga sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika mengalami luka bakar.
Bagi yang mengalami luka bakar karena panas matahari, waspadai terhadap terjadinya sengatan panas. Sengatan panas yang tidak diatasi dengan cepat bisa merusak otak, jantung, dan ginjal. Jika penanganan ditunda, kondisi akan memburuk dengan cepat dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Jika mencurigai terjadi kelelahan karena panas matahari, segera pindahkan penderita ke tempat teduh. Pastikan minum banyak air untuk menghindari dehidrasi, dan longgarkan pakaian mereka. Penderita seharusnya segera membaik. Jika tidak segera membaik, segera bawa ke rumah sakit terdekat sebelum mereka mengalami sengatan panas.

Pengobatan di Rumah Sakit

Pengobatan yang dilakukan tergantung pada tingkat keparahan luka bakar. Berikut ini adalah beberapa langkah pengobatan yang dilakukan dalam menangani luka bakar:
  • Obat penghilang rasa sakit. Luka bakar terkadang bisa sangat menyakitkan. Terkadang morfin diperlukan untuk mengatasi rasa sakit yang terjadi.
  • Antibiotik. Jika terjadi infeksi akibat luka bakar yang diderita, antibiotik mungkin diperlukan untuk mengatasi infeksi yang terjadi. Antibiotik bisa diberikan melalui infus.
  • Cairan infus. Dokter biasanya akan memberikan cairan infus secara berkelanjutan pada pasien dengan luka bakar. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan juga kegagalan fungsi organ tubuh manusia.
  • Suntikan tetanus. Suntikan ini mungkin akan disarankan dokter sebagai langkah pencegahan.

Operasi Plastik

Pada luka bakar yang parah, mungkin diperlukan operasi plastik untuk memulihkan kulit. Dokter bedah plastik bisa memperbaiki penampilan kulit yang terbakar. Persendian yang terbakar hingga tidak berfungsi sempurna juga bisa ditingkatkan fleksibilitasnya oleh dokter bedah. Potongan dari kulit Anda sendiri yang sehat bisa digunakan untuk menggantikan jaringan saraf kulit yang terluka parah.
Setelah operasi luka bakar, sebaiknya Anda menghindari sinar matahari langsung mengenai luka bakar yang terjadi. Pajanan langsung sinar matahari terhadap luka bakar bisa mengakibatkan kulit melepuh.
Seperti yang sudah diketahui, luka bakar ini dibagi menjadi beberapa grade yaitu:

Luka bakar grade 1
Pada grade 1 luka bakar hanya mengenai lapisan epidermis pada kulit. Biasanya akan menimbulkan rasa nyeri, kulit berwarna kemerahan dan juga menimbulkan lepuhan yang berisi caian bening berupa plasma.

Luka bakar grade 2
Pada grade 2 ini luka bakar terjadi lebih dalam dan juga menimbulkan rasa nyeri

Luka bakar grade 3
Pada luka bakar grade 3 ini luka bakar terjadi sampai kebagian otot dan tendon sampai kelihatan warna putih. Rasa nyeri sudah tidak ada karena sel saraf sudah rusak oleh sengatan panas.
Ilmu bedah toraks kardiovaskuler adalah bidang kedokteran yang terlibat dalam pengobatan penyakit dan gangguan yang mempengaruhi organ-organ di dalam toraks/dada seperti saluran pernapasan, paru-paru, dinding dada; sistem pompa jantung, dan sistem sirkulasi seperti pembuluh darah arteri, vena, aorta, limfe dan sebagainya.
Layanan spesialistik bedah toraks kardiovaskuler di Indonesia dilakukan oleh dokter ahli bedah toraks kardiovaskuler yang tergabung organisasi profesinya, Kolegium Bedah Toraks Kardiovaskular Indonesia.
Operasi jantung yang melibatkan jantung dan pembuluh darah besar dan bedah toraks yang melibatkan paru-paru merupakan spesialisasi terpisah. Namun di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan di beberapa negara Uni Eropa, seperti Inggris dan Portugal keduanya menjadi satu spesialisasi.
Bedah jantung merupakan salah satu komponen terpenting dalam SHI. Melalui pendekatan tim dokter multidisiplin, pasien diberikan pelayanan yang komprehensif di setiap tahapan perawatan. Setiap kasus bedah akan dibahas dalam konferensi dokter SHI, dimana kondisi pasien akan dianalisis dari berbagai subspesialisasi. Sehingga, pasien akan menerima perawatan yang maksimal pada setiap tahapan bedah, sehingga tujuan bedah dapat tercapai dengan baik.
Kegiatan bedah jantung SHI didukung oleh tim bedah yang berpengalaman dalam menangani berbagai kasus bedah toraks kardiovaskuler. Masing-masing dokter telah menjalani berbagai pelatihan baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, berbagai peralatan canggih juga mendukung proses bedah. Hal ini memungkinkan tim bedah SHI untuk melakukan berbagai tindakan bedah dalam tingkat kompleksitas tinggi sampai rendah.
Calon pasien bedah akan melewati proses skrining awal sebelum prosedur bedah dilakukan. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa pasien siap untuk menjalani bedah. Baik uji laboratorium dan pencitraan akan dilakukan sebelum tindakan bedah berlangsung. Pasca tindakan, pasien akan dirawat inap di ruang ICCU (Intensive Cardiac Care Unit). Dalam tahapan ini, pemantauan pasien di ruang ICCU dialihkan oleh tim dokter ICCU. Pasca perawatan di ruang ICCU, pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan dan dilanjutkan dengan program rehabilitasi kardivaskuler.

Cara Menjaga Kesehatan Mata

  1. Riwayat kesehatan mata keluarga
  2. Bicaralah pada anggota keluarga terutama orang tua Anda. Apakah orang tua Anda di diagnosis mengalami penyakit mata keturunan. Hal ini karena dapat menentukan Anda, apakah Anda beresiko tinggi terkena penyakit mata atau tidak.
  3. Jaga jarak pandang
  4. Jaga jarak pandang ketika sedang berada dilayar komputer maupun TV. Jarak pandang yang ideal sekitar 50-100cm. Seperti juga halnya ketika sedang membaca buku. Jarak yang ideal ketika membaca buku sekitar 30cm. Hal ini dimaksudkan agar dapat terhindar dari miopi atau rabun dekat.
  5. Hindari kebiasaan mengucek mata
  6. Jangan sering mengucek mata ketika mata terasa gatal. Ketika tangan Anda kotor sehabis memegang suatu benda dapat menginfeksi organ mata yang dapat berakibat sangat buruk untuk kesehatan mata.
  7. Istirahatkan mata
  8. Jangan paksakan mata untuk berlama-lama membaca buku atau berada di depan layar komputer. Jika Anda terlalu lama, mata akan sakit. Isitirahatkan mata selama beberapa menit.

5. Makan makanan seperti wortel yang mengandung vitamin A. Hal, ini dikarenakan wortel mengandung vitamin A dan beta karoten yang berfungsi untuk menjaga kesehatan mata Anda.

6. Pakai pelindung mata
Cobalah untuk memakai pelindung mata dalam berbagai kegiatan aktivitas seperti saat berkendara, olahraga, dan sebagainya. Banyak kacamata yang dirancang khusus untuk olahraga untuk menghindari terjadinya cedera mata dan terhindar dari debu.

7. Periksa mata
Periksakan mata Anda secara rutin agar dapat terhindar dari penyakit yang menyerang mata sewaktu-waktu.

8. Berhenti merokok
Bagi orang perokok, usahakan agar menghentikan kebiasaan merokok mulai sekarang. Ini dikarenakan, dapat berpotensi mengalami sejumlah penyakit mata seperti katarak dan kerusakan saraf optik pada mata.

9. Hindari memakai lensa kontak selama lebih dari 19 jam 

Hal ini dapat menyebabkan kerusakan mata permanen serta ketidaknyamanan pada mata Anda. Jangan pula memakai kacamata terlalu lama.

10. Kurangi penggunaan tetes mata

Mengurangi pemakaian obat tetes mata. Menggunakan tetes mata untuk mengatasi mata merah boleh saja, namun hanya sesekali. Jika berlebihan, itu malah akan merusak kesehatan mata Anda.

11. Gunakan mentimun 

Gunakan mentimun untuk mengompres kelopak mata Anda. Taruh irisan mentimun yang dingin dan lembut di atas kelopak mata selama 10 menit sebelum tidur di malam hari untuk mencegah bengkak.

12. Pakailah kacamata hitam pelindung UV

Gunakan lensa yang terpolarisasi, bukan hanya sekadar lensa yang gelap. Kacamata hitam pelindung UV diperlukan untuk melawan paparan dari sinar matahari.

13.  Hindari duduk terlalu lama di depan komputer

Untuk menjaga kesehatan mata, cobalah untuk tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar komputer. Hal itu dapat membuat mata lelah. 

14. Kenakan kacamata di saat yang tepat

Pastikan untuk memakai kacamata atau memakai pelindung mata lainnya ketika bekerja di sekitar bahan kimia atau tempat dengan partikulat udara yang berbahaya.

15. Jangan membaca dalam cahaya redup

Untuk menjaga kesehatan mata, hindari membaca dalam cahaya lampu yang redup yang bisa menyebabkan ketegangan mata. Jika mata terasa lelah, berhenti untuk sementara waktu dan beristirahat.

16. Jangan langsung melihat cahaya yang terlalu terang

Jangan langsung melihat cahaya yang terlalu terang. Jangan fokuskan mata Anda pada sinar matahari, karena dapat merusak mata Anda.

17. Melatih mata dan membuatnya untuk bersantai

Cobalah memfokuskan mata pada suatu obyek yang dekat dengan Anda, sebuah obyek yang agak jauh. Ulangi proses ini beberapa kali.
Duduklah, tempatkan siku di pinggul, tutup mata dan tutup mata dengan telapak tangan Anda. Jauhkan telapak tangan yang menutupi mata Anda selama 10 detik. Buka mata Anda dan ulangi seperlunya. 

Rabu, 04 Januari 2017

Berikut obat herbal penurun kolesterol : Bawang Putih Pada awal 1990-an, bukti menunjukkan bahwa bawang putih dapat menurunkan kolesterol sebanyak 9 hingga 12%, namun pada tahun 2000, review dari bukti yang ditemukan bahwa bawang putih mengurangi kolesterol dengan hanya 4 -6 % saja. Bawang putih dapat menurunkan kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, tetapi efeknya tidak berlangsung lebih dari enam bulan pengobatan, tetapi bawang putih hanya memiliki efek jangka pendek terhadap penurunan kolesterol ini.

Namun tentu saja bawang putih memiliki efek samping, yaitu bau napas yang kurang sedap atau sakit perut. Tapi yang perlu diingat bahwa bawang putih, dalam bentuk apapun, merupakan salah satu obat herbal untuk membantu menurunkan kolesterol. Dan ternyata banyak pula manfaat bawang putih lainnya, silahkan baca disini: Manfaat Bawang Putih
Bersumber dari: Obat Herbal Penurun Kolesterol Paling Manjur | Mediskus
INFARK MIOKARD AKUT
1.    DEFINISI
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu.infark miokard akut atau sering juga disebut akut miokard infark adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu (Suyono,1999).
Infark Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat disebabkan oleh karena ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah dan kebutuhan darah miokard. (M.Widiastuti Samekto,13 : 2001).  
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Smetzler Suzanne C & Brenda G. Bare, 768 : 2002).

2.  ETIOLOGI
A.  Faktor penyebab
1.    Suplai oksigen ke miokard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
a.    Factor pembuluh darah :
1.    Aterosklerosis
2.    Spasme
3.    Arteritis.
b.    Factor sirkulasi :
1.    Hipotensi
2.    Stenosis aurta
3.    Insufisiensi

c.    Factor darah :
1.    Anemia
2.    Hipoksemia
3.    Polisitemia
2.    Curah jantung yang meningkat
a.    Aktivitas berlebihan
b.    Emosi
c.    Makan terlalu banyak
d.   Hypertiroidisme
3.    Kebutuhan oksigen miokard meningkat pada :
a.    Kerusakan miokard
b.    Hypertropimiokard
c.    Hipertensi diastolic

B.   Faktor predisposisi
1.    Factor biologis yang tidak dapat diubah :
a.    Usia lebih dari 40 tahun.
b.    Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause
c.    Hereditas
d.   Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
2.    Factor resiko yang dapat diubah :
a.    Mayor :
1.    Hyperlipidemia
2.    Hipertensi
3.    Merokok
4.    Diabetes
5.    Obesitas
6.    Diet tinggi lemak jenuh, kalori
b.    Minor :
1.    Inaktifitas fisik
2.    Pola keperibadian Tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif)
3.    Stress psikologis berlebihan.

3.    PATOFISIOLOGI
Penyebab sumbatan tidak diketahui diperkirakan adanya penyempitan arteri koronaria yang disebabkan karena penebalan dari dinding pembuluh darah, vasospasme, emboli atau thrombus. Karena penyempitan dinding pembuluh darah pada arteri koronaria menyebabakan suplai oksigen yang menuju kejantung berkurang, jantung yang kekurangan oksigen akan mengubah metabolisme yang bersifat aerob menjadi anaerob. Perubahan ini menyebabakan penurunan pembentukan fosfat yang berenergi tinggi diman hasil akhir dari metabolisme anaerob ini adalah asam laktat, apabila berlangsung lebih dari 20 menit akan akan terjadi ishemia jantung yang meningkat sehingga akan menyebabkan nyeri dada yang hebat bahkan karena nyeri dada yang hebat tersebut terjadi schok kardiogenik.
Hemodinamik mengalami perubahan yang menyebabakan berkurangnya curah jantung meningkatkan tekanan ventrikel kiri, retensi air dan garam sehingga dapat menimbulkan kelebihan cairan dalam tubuh. Perubahan hemodinamik ini bila berlangsung lama akan menyebabkan jaringan rusak bahkan kematian pada otot jantung.
4.    MANIFESTASI KLINIS
Keluhan yang khas ialah  nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium.Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pectoris dan tak responsif terhadap nitrogliserin. Kadang-kadang, terutama pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar atau sinkope. Pasien sering tampak ketakutan.Walaupun IMA dapat merupakan manifestasi pertama penyakit jantung koroner namun bila anamnesis dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah didahului keluhan-keluhan angina.perasaan tidak enak di dada atau epigastrium.
Kelainan pada pemeriksaan fisik tidak ada yang spesifik dan dapat normal.Dapat ditemui BJ yakni S2 yang pecah, paradoksal dan irama gallop.Adanya krepitasi basal menunjukkan adanya bendungan paru-paru.Takikardia, kulit yang pucat, dingin dan hipotensi ditemukan pada kasus yang relatif lebih berat, kadang-kadang ditemukan pulsasi diskinetik yang tampak atau berada di dinding dada pada IMA inferior.
5.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.      EKG : Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
b.      enzim Jantung : CPKMB, LDH, AST.
c.       Elektrolit :Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal hipokalemi, hyperkalemia.
d.      Sel darah putih  : Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi
e.      Kecepatan sedimentasi  :Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
f.        Kimia : Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
g.      GDA :Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
h.      Kolesterol atau Trigliserida serum  :Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
i.        Foto dada  :Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler.
j.        Ekokardiogram  :Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.

 Analisa Data
Nama klien: Tn/Ny.....                                                 Ruang:.....
No.
Data Fokus
Etiologi
Problem
1.
DS: Px. Mengatakan ketidaknyamanan atau dispnea saat beraktivitas, sakit kepala pada saat bangun tidur, dan gangguan penglihatan.
DO:
-       Gas darah arteri yang tidak normal
-       pH arteri tidak normal
-       Ketidaknormalan frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
-       Warna kulit tidak normal (misal: pucat, kehitaman)
-       Konfusi, sianosis (hanya pada neonatus), hipoksia
-       Napas cuping hidung
-       Gelisah, takikardi.
Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria
Aliran darah e jantung menurun
Jaringan miokard iskemik
Supply O2 ke miokard turun
Metabolisme an aerob
Timbunan as. Laktat
Kerusakan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas
2.
DS: Px. Mengatakan nyeri menyebar di bagian dada.
DO:
-       Perubahan tonus otot (rentang dari lemas tidak bertenaga sampai kaku)
-       Perubahan tekanan darah, pernapasan, nadi, dilatasi pupil.
-       Perilaku ekspresif (misal: gelisah, merintih, peka terhadap rangsang, dan menghela napas panjang)
-       Gangguan tidur.
Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria
Aliran darah ke jantung menurun
Jaringan miokard iskemik
Supply O2 ke miokard turun
Metabolisme an aerob
Timbunan as. Laktat
Nyeri
Nyeri
3.
DS: Px. Mengatakan ketidaknyamanan atau dispnea saat beraktivitas, px. Mengatakan merasa letih dan lemah.
DO: Frekuensi jantung atau darah tidak normal sebagai respon terhadap aktivitas, perubahan EKG yang menunjukkan aritimia atau iskemia.
Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria
Aliran darah ke jantung menurun
Jaringan miokard iskemik
Supply O2 ke miokard turun
Metabolisme an aerob
Timbunan as. Laktat
Fatique
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktifitas
4.
DS: Px. Mengatakan nyeri menyebar di bagian dada, merasa ketidaknyamanan bernapas atau dispnea, merasa akan mati.
DO:
1.    Gas darah arteri tidak normal
2.    Perubahan frekuensi pernapasan di luar parameter yang dapat diterima
3.    Aritmia, bronkospasme, retraksi dada
4.    Napas cuping hidung
5.    Penggunaan otot bantu pernapasan
Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria
Aliran darah ke jantung menurun
Supply O2 ke miokard turun
Seluler hipoksia
Intregitas membran sel berubah
COP turun
Gg. Perfusi jaringan
Gangguan perfusi jaringan
5.
DS: Px. Merasa akan mati,
DO: Gelisah, panik, menangis, menyeringai, menurunnya keyakinan diri.
Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria
Jaringan miokard iskemik
Supply O2 ke miokard turun
Metabolisme an aerob
Timbunan as. Laktat
Nyeri
Cemas
Cemas
6.
DS: Px. Merasa letih, lemah, ketidaknyamanan bernapas, dan px. Mengatakan dredek.
DO: Arutmia, perubahan pola EKG, Palpitasi, edema, keletihan, denyut perifer menurun, kulit dingin dan berkeringat, penurunan COP.
Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria
Aliran darah ke jantung menurun
Supply O2 ke miokard turun
Seluler hipoksia
Intregitas membran sel berubah
Kontraktilitas turun
Resiko penurunan curah jantung
Resiko penurunan curah jantung
7.
DS: Px. Merasa ansietas, dispnea atsu napas pendek, gelisah.
DO: Suara napas abnormal (crackle), ansietas, perubahan tekanan darah, edema, perubahan eletrolit, penurunan hemoglobin dan hematokrit.
Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria
Aliran darah ke jantung menurun
Supply O2 ke miokard turun
Seluler hipoksia
Intregitas membran sel berubah
Kegagalan pompa jantung
Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler
Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler

3.2  Diagnosa
Diagnosa yang timbul pada pasien dengan infark miokard akut (IMA):
1.      Gangguan pertukaran gas b/d timbunan asam laktat, penurunan supply oksigen ke miokard, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
2.      Nyeri b/d timbunan asam laktat, penurunan supply oksigen ke miokard, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
3.      Intoleransi aktivitas b/d fatique, timbunan asam laktat, penurunan supply oksigen ke miokard.
4.      Gangguan perfusi jaringan b/d COP turun, kontraktilitas turun, intergritas membran sel menurun, seluler hipoksia, supply oksigen ke miokard menurun, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
5.      Cemas b/d nyeri, timbunan asam laktat, penurunan supply oksigen ke miokard, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
6.      Resiko penurunan curah jantung b/d kontraktilitas turun, intergritas membran sel menurun, seluler hipoksia, supply oksigen ke miokard menurun, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
7.      Resiko kelebihan volume cairan ekstraseluler b/d kegagalan pompa jantung, kontraktilitas turun, intergritas membran sel menurun, seluler hipoksia, supply oksigen ke miokard menurun, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
3.3  Intervensi
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Rencana Tindakan
Rasional
1.
Gangguan pertukaran gas b/d timbunan asam laktat, penurunan supply oksigen ke miokard, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
Tujuan: gangguan pertukaran gas berkurang.
Kriteria hasil:
1.    Pertukaran gas COdan O2 di alveoli untuk mempertahankan konsentrasi gas darah arteri.
1.    Fasilitasi kepatenan jalan napas.
2.    Berikan terapi oksigen dan pantau efektivitasnya.
3.    Pasang alat bantu pernapasan pada pasien.
R1: untuk mengatasi gangguan pertukaran gas.
R2: Untuk mengatasi penurunan supply oksigen.
R3: Untuk membantu dan mengurangi gangguan pertukaran gas.
2.
Nyeri b/d timbunan asam laktat, penurunan supply oksigen ke miokard, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
Tujuan: Menunjukkan tingkat nyeri yang dibuktikan oleh adanya ekspresi nyeri pada wajah, gelisah atau ketegangan otot, durasi episode nyeri, merintih dan menangis,
Kriteria hasil:
-   Tindakan individu untuk mengendalikan nyeri.
-   Keparahan nyeri yang dapat diamati.
1.  Beri analgesik sesuai dosis yang dibutuhkan pasien.
2.  Ringankan nyeri sampai pada tingkat kenyamanan pasien.
3.  Minta pasien untuk menilai nyeri pada skala 0-10.
R1: Untuk mengurangi nyeri.
R2: Untuk meninkatkan persepsi positif pasien terhadap kemudahan fisik dan psikologis sampai pasien merasa nyaman.
R3: Untuk mengetahui tingkat keparahan nyeri pasien.
3.
Intoleransi aktivitas b/d fatique, timbunan asam laktat, penurunan supply oksigen ke miokard.
Tujuan: Menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan, yang dibuktikan oleh toleransi aktivitas, penghematan energi.
Kriteria hasil:
Respons fisiologis terhadap gerakan yang memakan energi, tindakan individu dalam mengelola energi untuk memulai dan menyelesaikan aktivitas.

1. Beri anjuran tentang dan bantuan dalam aktivitas fisik, sosial, spiritual yang spesifik
2. Atur penggunaan energi pasien
3. Pantau respons kardiorespiratori terhadap aktivitas pasien.
4. Pantau respons O2pasien terhadap aktivitas keperawatan.
5. Pantau pola tidur pasien dan lamanya waktu tidur dalam jam.
R1: untuk meningkatkan durasi aktivitas individu.
R2: untuk mengatasi kelelahan dan mengoptimalkan fungsi.
R3: untuk mengetahui respons kardiorespiratori pasien.
R4: Untuk mengetahui penggunaan oksigen pasien dalam aktivitas.
R5: Untuk menjaga pola istirahat pasien dan mengatasi kelelahan pasien.
4.
Gangguan perfusi jaringan b/d COP turun, kontraktilitas turun, intergritas membran sel menurun, seluler hipoksia, supply oksigen ke miokard menurun, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
Tujuan: Menunjukkan keefektifan pompa jantung, perfusi jaringan jantung, dan perfusi jaringan perifer.
Kriteria hasil:
1.  Keadekuatan volume darah yang dipompa dari ventrikel kiri untuk mendukung tekanan perfusi sistemik.
2.  Keadekuatan aliran darah melalui susunan pembuluh darah koroner untuk mempertahankan fungsi jantung.
1.  Beri terapi oksigen dan pantau keefektifannya.
2.  Minimalkan komplikasi dengan tingkatkan sirkulasi arteri, sirkulasi vena.
3.  Pantau frekuensi jantung, preload, afterload, dan kontraktilitas.
4.  Cegah, identifikasi, dan fasilitasi terapi irama jantung abnormal.
R1: untuk mengatasi ketidak seimbangan supply dan kebutuhan oksigen pasien.
R2: untuk mencegah kerusaan fungsi jantung.
R3: untuk mengetahui kestabilan kerja jantung.
R4: Untuk menjaga irama jantung.
5.
Cemas b/d nyeri, timbunan asam laktat, penurunan supply oksigen ke miokard, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
Tujuan: Kecemasan berkurang atau teratasi.
Kriteria hasil:
-    Mengenal perasaannya
-    Mengidentifikasi penyebab, faktor yang mempengaruhi.
-    Menyatakan penurunan kecemasan.
-    Mendemonstrasi-kan sumber secara tepat.
1.   Minimalkan rasa cemas, ngeri, dan firasat.
2.   Turunkan ansietas pada pasien dengan distres akut.
3.   Bantu pasien beradabtasi dengan ancaman yang mengganggu pemenuhan tuntutan hidup dan peran.
R: Untuk koping terhadap nyeri dan trauma emosi infark miokard sulit. Pasien dapat takut mati dan cemas tentang lingkungan. Cemas berkelanjutan mungkin terjadi dalam berbagai derajat selama beberapa waktu dan dapat dimanifestasikan oleh gejala depresi.
6.
Resiko penurunan curah jantung b/d kontraktilitas turun, intergritas membran sel menurun, seluler hipoksia, supply oksigen ke miokard menurun, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
Tujuan: Kecepatan jantung/irama mampu mempertahankan curah jantungadekuat/perfusi jaringan.
Kriteria hasil:
1.   Mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh: TD, curah jantung dalam rentang normal.
2.   Melaporkan penurunana episode dispnea, angina.
3.  Mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
1.     Berikan obat anti disritmia sesuai indikasi.
2.     Bantupemasangan/mem-pertahankan pacu jantung bila dipergunakan.

R1: Disritmia biasanya pada secara simtomatis kecuali untuk PVC, di mana sering mengancam secara profilaskis.
R2: Pemacu mungkin tindakan dukungansementara selama fase akut/penyembuhan atau mungkindiperlukan secara permanent bila infark sangat berat merusak sistem konduksi.

7.
Resiko kelebihan volume cairan ekstraseluler b/d kegagalan pompa jantung, kontraktilitas turun, intergritas membran sel menurun, seluler hipoksia, supply oksigen ke miokard menurun, Arterosklerosis, trombosis, kontriksi arteri koronaria.
Tujuan: Kelebihan volume cairan dapat dikurangi.
Kriteria hasil:
1.    Keseimbangan elektrolit dan non elektrolit dalam kompartemen ekstrasel tubuh.
1.     Tingkatkan keseimbangan cairan dan cegah komplikasi akibat kadar cairan yang abnormal.
2.     Turunkan volume cairan ekstrasel
3.     Pertahankan pola eliminasi urine optimal.
R1: Untuk menyeimbangkan volume cairan sesuai kebutuhan.
R2: Untuk mengatasi kelebihan volume cairan ekstrasel.
R3: Untuk mengatasi kelebihan volume cairan.

3.4  Implementasi
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
Hari, Tgl, dan Waktu.
Implementasi
Respon Tindakan
TTD
.....................
1.    Memfasilitasi kepatenan jalan napas.
2.    Memberikan terapi oksigen dan pantau efektivitasnya.
3.    Memasang alat bantu pernapasan pada pasien
Pasien dapat bernapas dengan lebih stabil.
...................
.....................
1.    Beri analgesik sesuai dosis yang dibutuhkan pasien.
2.    Ringankan nyeri sampai pada tingkat kenyamanan pasien.
3.    Minta pasien untuk menilai nyeri pada skala 0-10.
Pasien mulai nyaman dan dapat mengatasi kecemasannya.
..................
......................
1.    Beri anjuran tentang dan bantuan dalam aktivitas fisik, sosial, spiritual yang spesifik
2.    Atur penggunaan energi pasien
3.    Pantau respons kardiorespiratori terhadap aktivitas pasien.
4.    Pantau respons O2pasien terhadap aktivitas keperawatan.
5.    Pantau pola tidur pasien dan lamanya waktu tidur dalam jam.
Pasien mulai tidak mengalami kelalahan dan keletihan.
..................
......................
1.    Beri terapi oksigen dan pantau keefektifannya.
2.    Minimalkan komplikasi dengan tingkatkan sirkulasi arteri, sirkulasi vena.
3.    Pantau frekuensi jantung, preload, afterload, dan kontraktilitas.
4.    Cegah, identifikasi, dan fasilitasi terapi irama jantung abnormal.
Pasien
...............
.....................
1.     Minimalkan rasa cemas, ngeri, dan firasat.
2.     Turunkan ansietas pada pasien dengan distres akut.
3.     Bantu pasien beradabtasi dengan ancaman yang mengganggu pemenuhan tuntutan hidup dan peran.
Rasa cemas pasien menurun.
.................
......................
1.    Berikan obat anti disritmia sesuai indikasi.
2.    Bantupemasangan/mem-pertahankan pacu jantung bila dipergunakan.
Penurunan curah jantung dapat diatasi
..................
......................
1.    Tingkatkan keseimbangan cairan dan cegah komplikasi akibat kadar cairan yang abnormal.
2.    Turunkan volume cairan ekstrasel
3.    Pertahankan pola eliminasi urine optimal.
Kelebihan volume cairan ekstraseluler pasien teratasi
..................

3.5  Evaluasi
Menilai keberhasilan dari intervensi yang telah dibuat.
Hasil yang diharapkan
1.      Px menunjukkan pengurangan nyeri
2.      Tidak menunjukkan kesulitan dalam bernafas
3.      Perfusi jaringan terpelihara secara adekuat
4.      Memperlihatkan berkurangnya kecemasan
5.      Mematuhi program perawatan diri
6.      Tidak menunjukkan adanya komplikasi

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts